Tempat berbagi Cerita & Foto Sex, Dewasa, ABG, HOT, Tips Bercinta : Cerita Seks Perilaku ABG Sekarang. Sudah satu tahun lamanya aku tinggal di kota ini banyak cerita yang aku alami tapi belum ada yang aku rasakan yang benar benar special, teringat saat pertengahan di bulan penghujan cuaca saat itu sungguh bersahabat untuk tidur dan bermimipi berkepanjangan. Kring kring kring bunyi alarm di HP sudah berbunyi itu meandakan sudah pukul 6.00 WIB.

Masih terlalu malas aku untuk beranjak dari tempat tidurkuyang empuk, seakan akan gaya gravitasi yang ada dikasur sungguh kuat, aku tak mau pindah dalam posisiku sekarang, aku mencoba membuka mata dan mengucek ngucek aku kumpulkan semua energi ku unutk bangun dan melawan rasa malasku.

Ada Juga Cerita ABG yang Sedang Bermadu Kasih

Saat aku buka mata dengan rasa dingin yang meyelimutiku ternyata hujan masih mengguyur kota ini, aku siapkan air panas dan segera membuat kopi hitamku, setalah terkumpul ragaku aku segera memegang handuk dan siap untuk mandi dengan air panas, setelah selesai aku minum kopi yag kau siapkan dengan sebatang rokokku, setelah mempersiapkan segala keperluanku segera ku kunci pintu kamar dan memacu sepeda motorku membelah gerimis yang tak ada tanda akan segera usai.

Sengaja ku ambil jalan pintas agar segera sampai ke kantorku. Sesampainya di kantor segera ku taruh jas hujan yang ku kenakan dan memburu ke kamar kecil, hawa dingin pagi ini membuat kandungan air dalam tubuhku tak bisa dikeluarkan dalam bentuk keringat.

Lega rasanya setelah mengeluarkan hampir sepersepuluh cairan dalam tubuhku. Tanda alam lainnya memanggil ku, cacing di perutku sudah mulai menabuh genderang tanda ingin segera melahap sesuatu, ku lihat jam di tanganku menunjukan pukul 07:40, masih tersisa waktu sepuluh menit lumayan buat sarapan gaya tentara.

Ku telusuri lorong perkantoran itu, tak sampai lima menit sudah sampailah aku pada sebuah rumah makan yang biasa aku menikmati sarapan dan juga makan siang. Ada yang beda di tempat itu, hanya ada seorang siswi mengenakan seragam sekolah lengkap, tak ada pelanggan lainnya.

Mungkin karena cuaca sedang hujan makanya pengunjung di rumah makan ini jadi sepi. Setelah ku pesan sarapanku, aku duduk menunggu di meja tepat sebelah anak sekolah tadi. Sebenarnya bukan maksud hati untuk mendekati perempuan itu, tapi memang meja yang pilih berada di pojok jadi lebih nikmat untuk makan.

Tak lama berselang hidangan sarapanku pun datang, sepiring nasi goreng dengan telur mata sapi dan beberapa potongan bakso dan sosis terlihat menghiasi piringku, berikut segelas teh manis dengan kepulan asap membuat cacing diperutku semakin berteriak tak karuan.

Segera ku lahap hidangan yang ada di depanku, setelah hampir separuh isi piring di depanku sudah berpindah dalam ladang cacing kelaparan di perutku, tanpa sengaja ku lihat neja sebelah, piring perempuan itu masih penuh berisi nasi putih terlihat lauknya pun masih utuh tanda belum terjamah oleh perempuan itu.

Ku lahap lagi nasi isi yang tersisa dari piringku. Setelah ku teguk teh hangatku ku sempatkan diri untuk melihat kearah meja perempuan tadi. Pemandangannya masih sama dengan saat ku lihat tadi, dia belum makan sedikitpun.

Dan ketika kulihat perempuan itu, betapa terkejutnyta diriku. nangis...ni anak kenapa sih.? memang tak terlihat dengan jelas air matanya tapi dengan posisi dudukku sekarang aku tau bahwa perempuan itu sedang menangis.

Ku lirik alroji di tranganku, tinggal lima menit lagi sebelum bel masuk, tapi gak tega juga liat ni anak, se-enggaknya gua harus taulah kenapa dia ampe nangis bathinku maka ku beranikan diri untuk duduk satu meja dengan perempuan itu. kenapa dek.? aku membuka pertanyaan gak apa-apa kok om jawabnya, busyet dah.

Emang tampang gua udah kayak om om ya..?? gak apa-apa kok nangis.? tanyaku lagi gak kok om, ini tadi kepedesan aja abis sambelnya pedes banget jawabnya. Aah..bohong ni anak. Sambelnya pedes, nasinya aja masih belum kesentuh gitu. gak usah bohong, tapi jika adik keberatan memberitahu alasan adik menitikkan air mata gak apa-apa koq, kalau begitu saya pamit.

Ini jika adik ada perlu atau apa adik bisa hubungi saya di nomer ini, niat saya hanya membantu ku tekankan kata itu seraya memberi dia selembar kartu namaku.

Ku bayar sarapanku berikut sarapan anak perempuan itu yang aku tak tau siapa namanya. Ngngngngngngngngngng...bel istirahat berkumandang. Tapi aku masih enggan untuk keluar dari ruangan ini, maklum cuaca di luar sedang mendung.

Maka ku putuskan untuk makan di dalam kantor saja, aku turun ke lantai bawah menujuk meja operator telpon, niatku adalah memesan makanan siap saji.

Tapi niatku berubah ketika ku lihat di balik pintu kaca kantorku samar-samar terlihat seorang perempuan berseragam sekolah lengkap berteduh dari hujan yang mulai turun. hmmmm...anak itu lagi gumamku lalu ku hampiri perempuan itu.

Udah pulang sekolah dek tanyaku mengagetkan dia eeh..si om, saya gak sekolah om jawabnya lirih Lho..kenapa gak sekolah..? tanyaku penasaran di usir guru, belum bayar sekolah jawabnya pelan sekali bahkan hampir tak terdengar, jika bukan karena posisiku yang sangat dekat dengannya.

Sudah makan.? aku mencoba mengalihkan topik. Dia hanya menggeleng. tunggu bentar ya.. ku ambil ponsel di kantong celanaku, setelah menemukan kontak nomor yang ku cari segera ku tekan tombol penggilan. tuuuut tuuuut tuuuut nada kereta api mulai terdengar di telingaku.

Setelah diangkat oleh seseorang yang ada di sebrang sana segeraku bilang boss..gua abis istirahat langsung ke lapangan aja ya, gua ada urusan di rumah jadi nanti langsung pulang, setelah terjadi perdebatan sebentar lalu akhirnya boss ku pun mengizinkan ku. yuuk ikut kataku pada perempuan yang ada disampingku.

Mau kemana om.? tanyanya sedikit ragu udah ikut aja, kita makan dulu sambil ngobrol jawabku memastikan tujuan kami. setelah sampai di sebuah rumah makan sederhana, kami pu segera memesan makanan.

Setelah melakukan percakapan yang menguras emosi dan tenaga, aku mendapat banyak informasi dari perempuan itu berikut alasannya mengapa ia menangis tadi pagi. Namanya Zelda, sekolah di sebuah smk negri di kota ini,ia mengambil jurusan sekertaris, sekarang memasuki tahun ke dua.

Dia berasal dari keluarga golongan menengah kebawah. Ia tidak boleh mengikuti ulangan semester jika tidak melunasi pembayaran spp yang sudah ditunggak 4bulan. Tak banyak yang bisa ku lakukan, sebab dari sisi finansial kebutuhanku untuk bulan ini lumayan banyak.

Tapi saya berjanji akan membantunya, tak ada maksud yang lain selain niat tulus untuk membantu. ku parkirkan sepeda motorku di depan sebuah bank swasta. Ku masuki sebuah ajungan tunai mandiri, setelah menarik sejumlah uang tunai ku hampiri Zelda yang hanya berdiri mematung di dekat sepeda motorku.

Kak gak usah repot-repot kak katanya ketika jarak kami sudah sangat dekat akak gak repot kok, udah terima aja kataku sembari menyerahkan uang yang seyogyanya akan ku gunakan untuk membeli asesoris motor.

Tak apalah toh kebutuhanku tak terlalu penting juga. kita kemana lagi kak.? tanyanya setelah ku mulai menghidupkan sepeda motorku terserah Zelda mau kemana.? Apa mau akak anterin pulang tanyaku gak kak.

Zelda pulangnya nanti aja, takut ibu curiga kalau pulang jam segini jawabnya apa mau istirahat di kontrakan akak kataku memberi saran dia hanya menganggukkan kepalanya tanda persetujuannya. Sesampainya di kamar kontrakan segera ku rebahkan badanku ke kasur.

Maaf yah kalau seperti kapal pecah, maklum kamar bujang kataku setelah sadar bahwa kamarku benar-benar berantakan tanpa banyak bicara Zelda mulai membereskan satu per satu pakaianku yang tergeletak tak beraturan di lantai, aku sudah mulai terbawa ke alam mimpi.

Sejam lamanya aku terlelap dalam tidur, ketika kesaZeldanku berangsur mulai pulih ku lihat di sekeliling kamar. Kemana tu anak, setelah sadar bahwa Zelda sudah tak ada di kamarku. Ah, mungkin dia sudah pulang.

Ketika itu hujan di luar makin menjadi saja, suara gemuruh halilintar terkadar bersahutan. Hawa dingin yang menusuk tulangku memaksaku untuk mengeluarkan sedikit cairan lagi di kamar kecil.

Setelah melakukan ritual kecil peregangan otot, segera ku buka aku menuju ke kamar mandi, dan ketika ku buka pintu kamar mandi astaga...ternyata ada Zelda di dalam hanya mengenakan Cd dan Kutang saja.

Segera ku tutup pintu kamar mandi dan berteriak maaf ya..akak gak tau. gak apa-apa kok kak, Zelda kelupaan ngunci pintu, akak gak salah terdengar suara dari dalam. Setelah sekitar lima menitan akhirnya Zelda keluar juga dari kamar mandi, segera ku meminta maaf akan kejadian barusan.

Dan beruntung dia memakluminya. Aku bergegas masuk ke kamar mandi karena memang ada keperluan yang tertunda disana. Zelda jangan marah ama kakak ya ku dekati dia yang sedang asyik menyisir rambutnya yang panjang di depan kaca lemari di kamarku itu.

Zelda gak bakal marah kok kak, lagian kakak juga gak sengaja kan katanya.

eh iya...maaf yah jawabku sambil garuk-garuk kepalaku walau tidak gatal.

walau sengaja juga Zelda gak bakal marah kok kak terdengar samar-samar suaranya.

iya..tadi Zelda bilang apa..? tanyaku karena kurang jelas akan maksud dari kata-katanya tadi.
eeeh...bukan apa-apa kok kak jawabnya.

hari itu kami menghabiskan waktu dengan bercanda di dalam kamar, tak terasa maghrib sudah menjelang. Kumandang suara adzan terdengar syahdu.

Akupun segera mandi karena tidak enak denngan keluarganya jika ku pulangkan Zelda ke rumah sudah terlalu malam karena biar bagaimanapun Zelda notabenenya adalah anak sekolah, gak mungkinkan kalau pulang lewat dari jam 8 malam.

Selesai mandi kami segera mencari rumah makan terdekat untuk mengisi perut. Selesai makan Zelda mengucapkan sesuatu yang tak ku duga sebelumnya kak...Zelda minep ya malam ini, Zelda udah izin ke ibu kok katanya.

Rahang ku terbuka, hampir saja nasi yang ada dalam mulutku keluar semua.

gak mungkin ibu ngizinin Zelda minep tempat kakak kataku

ya Zelda bilang minep tempat temen, buat ngerjain pr katanya

Zelda jangan suka bohong deh, lebih baik sekarang Zelda kakak anterin pulang ya aku membujuknya agar dia mau pulang. Jujur saja aku takut terjadi apa-apa bila dia bermalam denganku di kamar hanya berdua saja.

gak kak, ada yang mau Zelda omongin ke kakak nanti malam, penting jawabnya
keras kepala juga ni anak bathinku, aku tak mungkin lagi bisa mencegahnya lagi
selesai makan malam kami berdua kembali ke kontrakanku, di kamar aku hanya diam.

Dia membuatkan aku kopi panas, sedangkan aku hanya bisa menerka-nerka apa yang hendak dia bicarakan sambil menghisap rokokku. Malam itu langit mendung. Aku masih asyik dengan handphone di genggamanku.

Ku lirik Zelda yang tiduran di sebelahku juga melakukan hal yang sama. Kopi masih ada setengah gelas lagi tapi perutku sudah berasa kembung. Ku hisap lagi tembakau dari kotak rokokku. belum tidur dek? tanyaku kepada Zelda yang dari tadi hanya diam.

Dia tersenyum nunggu kakak deh.

gimana sekolahmu tadi?.

kan adek.. dia tidak melanjutkan ceritanya.

Aku barus tersadar, dia hari ini tidak masuk sekolah. oh iya, maaf ya.

Aku sedikit terkejut ketika Zelda memelukku dari belakang. kakak kenapa baik gitu ama Zelda, padahalkan kita baru kenal?

Aku tak dapat menjawab pertanyaannya. Ku lepas pelukannya dan kulihat wajahnya yang mungil. Cantik juga ni anak.

Entah setan darimana yang merasuk ke dalam pikiranku sehingga membuat malam ini terkutuk untukku. Aku tak tau bagaimana awalnya , bibir kami telah menyatu.

Sungguh dahsyat ciuman yang diberikan Zelda kepadaku sampai aku tak mampu mengimbangi permainannya yang semakin panas.

Dasar nafas keretek. Belum sampai lima menit aku sudah kehabisan nafas karena Zelda. Anak zaman sekarang benar benar gila. Lebih gila lagi orang tua seperti diriku yang bukannya mendidik mereka malah ikut ikutan gila.

Yang namanya setan gak pernah berhenti menggoda manusia. Belum sempat aku mengatur nafasku, Zelda sudah memberikan serangannya lagi sekarang dengan insentifitas yang lebih tinggi. Terkutuk untukmuZelda yang telah menjebolkan imanku.

Ku dorong Zelda hingga terjatuh di kasur. Ku pikir dengan begitu dia akan sadar bahwa perbuatannya salah. Ternyata aku yang salah, dia membuka kancing baju seragam yang ia kenakan. Busyet deh, ni anak makin jadi aja.

Tiga kancing bajunya telah terbuka, memperlihatkan dadanya yang begitu indah. Ia menarik badanku hingga aku terjatuh diatas tubuhnya. Bukan hanya itu kepalaku terjatuh tepat diatas payuZeldanya.
Aku tak mampu lagi menahan hasrat yang begitu membara.

Daa menekan kepalaku sehingga aku tak dapat bernafas karena hidungku tertutup payuZeldanya. Aku tak ingin seperti ini. Hati kecilku berontak. Ini salah, benar benar salah. Terkutuk untukku di malam ini.

Aku mencoba bangkit berdiri tapi Zelda menahanku. Dia menekan kepalaku semakin keras. Aku sudah tak tahan lagi. Aku bangkit sekuat tenaga. Ku gampar pipiku sendiri berulang kali dan ku tinggalkan Zelda di kasur.

Zelda hanya terdiam melihat kepergianku. Aku duduk di serambi depan kontrakanku. Dengan segelas kopi dan rokok yang menemaniku. Aku mencoba mencari bulan disela sela mendung yang semakin tebal.

Lima menitan aku disini, Zelda keluar dari kamar dan menyapaku kak, maafin Zelda ya.

Aku tersenyum ketus kepadanya. Aku tak mau apa yang aku jaga selama ini dia rusak. Dan aku juga tak mau merusak masa depannya.

Zelda duduk disampingu. kakak marah ya?.

Aku hanya diam.

Ku pandangi matanya yang penuh penyesalan itu. jangan lagi ya.

Zelda menganggukkan kepalanya. Zelda cuma ingin balas budi ama kakak, kaka terlalu baik ama Zelda.

gak gini caranya dek. Dengan Zelda dapet nilai bagus. Kakak udah seneng banget kok. Memang sih kakak gak kenal ama Zelda. Tapi kakak yakin Zelda anak baik. Jangan ulangin kejadian tadi ya.

Dengan kakak ataupun dengan orang lain aku memohon di depannya.

Kami saling berpelukan. Kali ini tidak seperti tadi,kami hanya berpelukan sesaat.

Ku habiskan kopi buatan Zelda tadi berikut hisapan terakhir pada rokokku. tekaran kopinya pas dek.
Zelda hanya tersenyum. Bibirnya benar benar manis dan aku tak mngkin dapat melupakan ciumannya yang begitu dahsyat.

udah malem. Tidur dulu sana kataku kemudian.

kakak? dia menatapku dalam.

Aku menggeleng kakak masih ada tugas dari kantor. Mungkin tidur agak lebih malam.

Zelda menuruti peintahku.

Ada beberapa tugas yang belum sempat aku kerjakan. Ku ambil buku laporanku dan mulai mengetik di laptopku. Sesekali ku lirik Zelda yang sudah terlelap dalam tidurya.

tak kusangka kauberani senekat itu.

Satu jam lebih aku baru selelsai dengan semua tugas tugasku.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam, tapi walau sudah berulang kali aku mencoba memejamkan matahasilnya selalu gagal. Aku tak dapat tidur malam ini. Kejadian barusan seperti menghantuiku.

Pagi pagi sekali aku terbangun.

Ada segelas kopi dan sepiring nasi uduk di meja.

Zelda tak ada di kamar maupun di kamar mandi.

Ku periksa semua barang barang di kamarku, tak ada yang hilang. anak baik.

Aku tak pernah lagi bertemu dengan Zelda sampai saat ini. Pihak sekolah mengatakan bahwa dia keluar dari sekolah tersebut. Aku hanya berharap kau tak tersesat dalam melangkah. Kau harus sadar hidupmu bukan hari ini saja, masih ada hari esok yang panjang sedang menatikan kehadiranmu.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top